Perkembangan Industri Manufaktur dari Arus Revolusi Industri
Tugas 5
Revolusi
Industri adalah perubahan besar dalam bidang produksi dengan tenaga mesin yang
menggantikan tenaga manusia untuk melakukan kegiatan produksi. Revolusi
Industri ini pertama kali muncul di Inggris melalui banyak percobaan yang
dilakukan selama ± 50 tahun dan menghasilkan penemuan-penemuan baru yang
menggantikan tenaga manusia.Istilah Revolusi Industri ini pertama kali
dikenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui pada pertengahan
abad ke-19. Perubahan karena Revolusi Industri ini mempengaruhi kehidupan
sosial, ekonomi dan politik masyarakat yang terkena Revolusi Industri dan
merubah kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, pembagian sistem dan
tata kerja Industri dan proses pemasarannya. Latar belakang adanya
Revolusi Industri adalah karena Inggris memiliki modal yang cukup untuk
mengembangkan Industri, kekayaan alam Inggris berupa barang tambang, ketekunan
masyarakat Inggris dalam mengambangkan alat teknologi melalui penelitian ilmiah
dan letak negara Inggris yang strategis di Laut Atlantik yang merupakan jalur
perdagangan Eropa-Amerika.
Pada
pertengahan abad ke-19, Revolusi Industri mencapai puncaknya setelah mengalami
perkembangan. Sekitar tahun 1850, kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan
momentum dengan berbagai perkembangan mesin, diantaranya mesin tenaga uap, rel
kereta api dan di akhir abad berkembang mesin pembangkit listrik dan mesin
kombusi dalam.
Proses Revolusi Industri
di Eropa melalui beberapa tahap perkembangan, yaitu :
1. Domestic
System (Tahap kerajinan rumah),
2. Manufactur (industrialisasi/pembangunan
pabrik),
3. Factory
System (Tahap industrialisasi peralatan produksi)
Revolusi
Industri sendiri sampai ke Indonesia sekitar abad ke-19 melalui para penjelajah
Inggris dan Belanda yang berlayar dan bertujuan untuk mencari rempah-rempah di
Indonesia pada era Imperialisme modern dan sekaligus menerapkan Industrialisasi di Indonesia. Revolusi ini
tidak mendapat penolakan dan perlawanan dari rakyat Indonesia karena pada saat
itu Indonesia masih di bawah kekuatan kolonial, akibatnya masyarakat dipaksa
untuk menerima sistem perubahan besar ini. Dan pada saat pemerintahan kolonial tersebut,
berbagai macam sistem diterapkan oleh pemerintah dan beberapa kaum majikan,
diantaranya ada culture stelsel, politik pintu
terbuka, politik etis dan sistem land rent.
Pada
awal abad ke-18 dan ke-19, Indonesia yang saat itu masih dalam pengaruh kekuasaan
bangsa asing yaitu Belanda dan Inggris membawa dampak dan perubahan yang cukup
besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia, antara lain:
1. Indonesia
menjadi daerah eksploitasi karena sumber daya alamnya yang bisa dimanfaatkan
dan diperlukan sebagai bahan baku industry bangsa Barat.
2. Masuknya
para pemodal asing yang mendirikan pabrik-pabrik besar, seperti pabrik gula dan
pabrik kopi.
3. Mulai
adanya sistem pembagian kerja dengan berdirinya pabrik-pabrik yang ada.
4. Mulai
diadakan pembangunan jalur darat secara besar-besaran oleh pemerintah kolonial
di Pulau Jawa untuk melancarkan mobilitas dan kegiatan perdagangan,
terutama di bidang transportasi kereta api.
5. Terjadi
urbanisasi besar-besaran di kota-kota besar di Pulau Jawa terutama Jakarta dan
Surabaya untuk mendapatkan pekerjaan di Industri.
6. Pemerintah
kolonial mengenalkan masyarakat Indonesia dengan teknologi canggih untuk
melancarkan produksi barang.
7. Perubahan
paham Kapitalisme Muda (neo capitalism) yang
berkembang menjadi Kapitalisme Modern (modern capitalism).
Namun, dari dampak
positif yang diberikan Revolusi Industri ini kepada Indonesia juga ada dampak
negatifnya, antara lain :
1. Upah
buruh yang ditentukan oleh majikan tergolong rendah.
2. Munculnya
pertentangan antara kaum proletar (buruh) dengan kaum borjuis (majikan).
3. Kaum
buruh menjadi objek pemerasan kaum majikan dengan cara bekerja dengan waktu
yang diperpanjang atau dengan waktu hampir satu hari tetapi dibayar dengan upah
rendah.
Dengan adanya
dampak-dampak negatif tersebut, pemerintah berusaha mengatur industri-industri
tersebut agar dikelola dan diatur oleh pemerintah supaya
kepentingan-kepentingan buruh dapat terjamin.Keputusan pemerintah ini juga
mendorong munculnya paham sosialisme di Indonesia.
Pengaruh
Revolusi Industri dibidang Manufaktur, setelah kerajinan industri makin
berkembang diperlukan tempat khusus untuk bekerja agar majikan dapat mengawasi
dengan baik cara mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah manufaktur (pabrik)
dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian belakang
rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan
sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh)
lebih akrab karena tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih
sedikit.Barang-barang yang dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan.
Pengaruh
Revolusi Industri di bidang Ekonomi.pada saat itu ditandai dengan
pembangunan daerah-daerah industri yang dilakukan secara besar-besaran dan
berpengaruh tidak hanya pada kuantitas barang yang produksi tapi juga pada
kualitas barang yang ikut turut serta mendorong masyarakat dan kaum borjuis untuk memperbaiki hasil produksi mereka.
Pengaruh
Revolusi ini di bidang politik, dapat dilihat dari adanya kesenjangan antara
kaum proletar dengan kaum borjuis yang menimbulkan kesenjangan sosial,
munculnya paham-paham baru yang menggantikan atau melengkapi paham sebelumnya
telah ada, dan berkembangnya paham Liberalisme yang pada awalnya hanya
berkembang di Inggris ketika berlangsung Revolusi Agraria dan Revolusi Industri
ini.
Dalam
bidang Sosial, Revolusi ini juga berpengaruh bahkan sampai era Reformasi saat
ini.Ini bisa dibuktikan dengan beberapa kejadian yang setiap tahunnya selalu
berulang, yaitu Demo Buruh. Demo Buruh selalu dituntut oleh kaum buruh karena
sejak masa awal pengaruh Revolusi Industri di Indonesia, kaum buruh sudah
menjadi objek pemerasan kaum majikan dengan cara bekerja dengan waktu lebih
tetapi dibayar dengan upah rendah. Ini menunjukkan jika masyarakat menyikapi
Revolusi Industri saat ini berbeda dengan kaum buruh saat itu yang menganggap
Revolusi Industri sebagai sebuah sistem. Di era saat ini, Revolusi Industri
sudah menjadi penyebab berbagai macam masalah yang dituntut penyelesaiannya
oleh kaum buruh, misalnya saja masih ada konflik antara penetapan dan pemberian
UMR bagi para buruh yang dinilai kurang sesuai dengan penetapan jam kerja dan
tenaga yang mereka gunakan untuk bekerja, kasus lainnya juga ada masalah outsourcing atau sistem kerja kontrak yang juga
merugikan para pekerja yang sewaktu-waktu bisa diberhentikan dari pekerjaannya
dan para buruh juga menuntut agar sistem outsourcing ini
bisa dihapuskan oleh pemerintah, masalah lainnya juga yang paling banyak
menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi pengangguran adalah kurangnya lapangan
kerja bagi mereka yang kalah saing dalam hal kualitas serta rendahnya rasa
sadar diri untuk bisa menciptakan peluang usaha dan bukannya hanya bergantung
pada kaum borjuis sebagai penyedia lapangan kerja. Permasalahan tersebut juga
tidak lepas dari adanya kesenjangan sosial antara kaum protelar dengan kaum
borjuis yang berlangsung sejak awal Revolusi Industri berpengaruh.
Revolusi
Industri yang berkembang pada awal abad ke-19 masih bisa kita rasakan saat ini,
khususnya di bidang teknologi yang semakin maju pesat dengan adanya
penemuan-penemuan baru atau pengembangan dari sistem/teknologi sebelumnya
yang mempengaruhi kehidupan saat ini. Pesatnya perkembangan IPTEK dan kualitas
sumber daya manusia yang semakin mengejar target juga tidak lepas dari Revolusi
Industri. Berbagai alat transportasi mulai dari jalur darat, laut dan udara
selalu ada perkembangan seperti berkembangnya satu sistem kereta api yang akan
selalu diperbarui seiring dengan bertambahnya pengetahuan manusia sebagai
sumber daya yang memproduksi barang tersebut sebagai contoh hasil pengembangan
teknologi yang telah dirintis pasa masa revolusi industri. Berbagai macam
alat-alat canggih saat ini merupakan bukti dari kemajuan teknologi yang telah
dirintis sejak Revolusi Industri.
Industri
manufaktur Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang baik.Berdasarkan laporan
statistik berjudul “International Yearbook of Industrial Statistics 2016”,
industri manufaktur di Indonesia dilaporkan telah memberikan kontribusi hampir
seperempat bagian dari produk domestik bruto (PDB) nasional.Bahkan Direktur
Jenderal Orgaisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO)
mengakui Indonesia sebagai negara urutan ke-10 dunia di industri manufaktur.
“Berdasarkan laporan UNIDO, saat ini Indonesia berhasil mencapai rangking 10
besar negara industri manufaktur di dunia atau top ten manufacturers of the
world,” kata Li Yong dalam keterangan tertulisny. Li Yong melihat industri di
Indonesia cenderung bisa bertahan di tengah gempuran ekonomi.Ia pun
mengapresiasi kerja sama yang akan dilakukan dengan UNIDO. Kerja sama ini
meliputi 13 Sektor. Saat ini baru ada 5 sektor yang tengah berlangsung. Namun,
ke depannya 8 sektor lain juga akan turut dikembangkan. Kerja sama di bidang
Industri ini bernilai US$ 40 juta atau setara dengan Rp 528 miliar. Komitmen
ini ditandai dengan penandatanganan UNIDO-Indonesia Country Programme 2016-2020
oleh Menteri Perindustrian RI Saleh Husin dengan Dirjen UNIDO Li Yong. Ke
depannya, akan ada delapan proyek lagi yang akan dikembangkan oleh Kementerian
Perindustrian.
Industri
manufaktur di Indonesia pada tahun 2017 mulai menggeliat sebagian produknya
telah berhasil nienguasai pangsa pasar dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
diprediksi akan berada di posisi tiga besar setelah Tiongkok dan India.
Penjelasan tersebut disampaikan Komisaris Independen BCA dan Unilever Indonesia
Cyrillus Harinowo dalam acara diskusi Kebangkitan Industri Manufaktur Indonesia
di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEE) Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Saat ini Indofood, Wings, Mayora, Garuda Foods, ABC, Dua Kelinci, Teh
Sosro, Ultra Jaya adalah nama para pemain lokal yang semakin menggurita”.
Bangkitnya industri manufaktur Indonesia ditunjukkan dengan mulai menguasai
pangsa pasar dunia.Oleh karena itu, kekuatan ekonomi ini menjadi modal bagi
Indonesia untuk menuju ASEAN Economic Community pada tahun 2015.Kebangkitan
industri Indonesia telah terjadi dan jauh melampaui laporan Badan Pusat
Statistik (EPS). Industri makanan dan minumanpertumbuhannya telah mencapai
double digit Bidang industri otomotif mesin dan
elektronikajugamengalamaipertumbuhan pesat di atas 20 persen. la mengatakan,
berdasarkan laporan BPS, industri kayu, pulp, paper dan barang cetakan yang
tidak mungkin mengalami pertumbuhan negatif. Sebab pertumbuhhannya didorong
oleh indutsri makanan dan minunian, tekstil, eletronika dan farmasi untuk
kebutuhan packaging.Namun kenyataannya industri kayu di luar Jawa yang
menggunakan HPH justru mengalami penurunan.Sebaliknya industri kayu di Pulau
Jawa bangkit dengan pesat."Salah satunya industri budidaya kayu sengon
untuk dijadikan plywood, hardboard yang sangat maju pesat".Dia kemudian
mencontohkan perusahaan Sinar Mas untuk minyak sawit, pulp and paper, properti
dan industri keuangan telah ekspansi ke Tiongkok dengan mendirikan 21 pabrik
pulp and paper.Lokasinya di Hainan dan Guangxi. "Sebagian besar pulp impor
dari Indonesia. Lewat Asia Pulp and Paper (APP). Mereka menjadi pemain nomor
satu di Tiongkok Mereka juga punya 4 pabrik di Kanada, dan masing-masing satu
pabrik di Amerika, Francis, dan Jerman”. Untuk industri tekstil, ia memilih
mencontohkan Sritex Solo yang telah membangun pabrik garmen dan unit spinning
mill (pemintalan). Sritex kini memiliki 123 unit spinning mill. Padahal untuk
membangun satu unit membutuhkan dana sedikitnya Rp 400 miliar. "Benang
saja, Tiongkok pesannya ke Sritex.Perusahaan ini juga membuat pesanan baju
pakaian militer Nato dan tentara Belanda.”
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 5 :
1) Dian
2) Pramagusti
Tsabit Sabili
Komentar
Posting Komentar